Jumat, 24 April 2009

Jumat, 10 April 2009

isteri menjajah suami

Suami adalah kepala rumah tangga tang bertanggungjawab memenuhi semua kebutuhan rumah tangga untuk isteri dan anak-anaknya, suami bertanggungjawab mencukupi semua biaya pendidikan anak-anaknya, agar bisa mendapatkan ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan dunia, untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Isteri harus beratnggung jawab kepada suami dan anak-anaknya, bertanggungjawab mengatur anggaran biaya rumah tangga dan bertanggungjawab dalam pembinaan akhlak dan budi pekerti anak-anaknya.

Isteri yang bekerja dan mempunyai penghasilan itu lebih baik untuk menambah kesejahteraan dalam berumah tangga.

Isteri seharusnya berlaku lemah lembut terhadap suami, tidak boleh bersuara keras atau berbicara lebih keras dari suami, bilamana perlu sesuatu hendaklah menggunakan kata " tolong " sehingga tetap terjalin keharmonisan dalam berumah tangga.

Di jaman sekarang ini sudah banyak kita temui, isteri-isteri yang tidak hormat lagi kepada suami, suka berkata-kata kasar, suka mengatus suami, suka bertanya bila suami akan pergi keluar rumah, seakan akan selalu curiga terhadap suami dan tidak lagi memberikan pelayanan yang terbaik kepada suami, sehingga suami tidak betah tinggal di rumah.

Mengapa isteri menjadi berubah sikapnya, padahal sebelum mempunyai anak isteri tersebut selalu berkata-kata lembut dan melayani suami dengan baik, setelah punya anak isteri tersebut berubah sikapnya?

Hal ini tidak disadari oleh suami penyebab utama isteri berani terhadap suami, ada beberap[a faktor penyebabnya:

1. Isteri yang bekerja dan berpenghasilan lebih besar dari suamu sehingga isteri bersikap egois, mau menang sendiri dan mengambil alih kekuasan suami, sehingga rumah tangga diatur oleh isteri.

2. Ekonomi kehidupan yang kurang mampu untuk membiayai kebutuhan sehari-hari sehingga isteri suka marah-marah kepada suami, sehingga tidak ada lagi wibawa suami sebagai kepala rumah tangga.

3. Pelayanan suami kepada isteri yang kurang memuaskan ditempat tidur, sehingga isteri selalu mencari gara-gara agar terlepas dari suaminya.
4. Isteri sudah mengetahui kelemahan suami, walaupun isteri bertingkah laku kasar terhadap suami tidak akan mungkin suami berani menceraikannya, karena suami masih sangat sayang kepada anak-anaknya, kalau bercerai maka anak-anaknya akan hidup terlantar nantinya, sehingga suami tetap memilih mempertahankan keutuhan rumah tangganya, walaupun dalam keadaan makan hati dan tekanan batin. Hal inilah yang dimanfaakan oleh sang isteri untuk tetap berani berlaku kasar kepada suaminya.
Seorang siteri yang berpengetahuan agama akan selalu menghormati suami walau dalam keadaan apapun dan dalam kedudukan apapun.
Tata tertib dalam keluarga di kitab suci Alqur'an Allah berfirman:
" kaum peria itu adalah pelindung bagi kaum wanita. karena Allah telah melebihkan golongannya dari golongan perempuan, lagi pula kedudukannya sebagai pihak yang memberi nafkah dengan hartanya. Sebab itu perempuan yang baik ialah perempuan yang patuh, memelihara kehormatannya, terutama sepeninggal suaminya, sesuai dengan perintah Allah yang di perintahkanNya tentang pemeliharaan kehormatan dan rahasia rumah tangga itu. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya, berilah pengajaran yang baik, hukumlah dengan berpisah tidur, dan pukullah ia. tetapi jika mereka telah mematuhimu, janganlah kamu cari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi dan Besar." ( surat Annisaa ayat 34 )
dari : Rahmad pujiansyah
HP.081346457074